Jumat, 25 Mei 2012

sejarah pramuka dunia dan indonesia

 SEJARAH PRAMUKA DUNIA DAN INDONESIA

 LORD BODDEN POWELL

Pencetus berdirinya Gerakan Pramuka sedunia adalah Lord Bodden Powell. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Inggris. Nama sesungguhnya ialah Robert Stepenshon Smyth. Ayahnya adalah seorang Profesor Geometri di Universitas Oxford bernama Boden Powell yang meninggal ketika Stepenshon masih kecil.Lahirnya pendidikan Gerakan Pramuka diilhami oleh pengalamanpengalaman semasa hidupnya diantaranya adalah :

a. Ditinggal ayahnya sejak kecil dan mendapat pembinaan watak dari ibunya.
b. Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olahraga dan lain lainnya didapat dari kakak-kakaknya.
c. Boden Powell sangat disenangi teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka bermain musik, bersandiwara, mengarang dan menggambar.
d. Pengalaman di India sebagai Letnan Ass (pembantu Letnan) pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang. Dan ditemukan di puncak gunung, serta keberhasilan melatih panca indra kepada Kimball O’Hara.
e. Pengalaman terkepung Bangsa Boer di Kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.Semua pengalaman hidupnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul ‘Aids to Scouting’. Buku ini sebenarnya berisikan petunjuk petunjuk kepada tentara muda inggris agar dapat melakukan tugas penyelidikan dengan baik. Buku ini sangat menarik bukan hanya bagi para pemuda bahkan juga orang dewasa.Seorang pemimpin Boys Brigade di Inggris yang bernama tuan William Smyth meminta beliau untuk melatih anggotanya sesuai dengan cerita-cerita pengalaman beliau yang terdapat dalam buku ‘Aids to Scouting’. Akhirnya dipanggillah 21 pemuda dari Boys Brigade dari berbagai wilayah negeri Inggris untuk diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Pada tahun 1901 beliau meminta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jendral. Pada tahun 1929, beliau mendapat titel Lord dari Raja George. Beliau menikah dengan Olave St Clair Soames dan dianugrahi 3 orang anak. Beliau meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
 

          Tahun-tahun Penting Dalam Sejarah Kepramukaan Dunia

a. Awal tahun 1908 Bodden Powell menulis pengalamannya dalam sebuah buku yang berjudul ‘Scouting For Boys’, buku ini sebagai pembungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Pada mulanya latihan ini ditujukan kepada anak laki-laki usia penggalang yang disebut Boys Scout. Tetapi kemudian atas bantuan Agnes adik perempuannya didirikan sebuah organisasi kepramukaan putri yang diberi nama Girl Guides yang kemudian dilanjutkan oleh Nyonya Boden Powell.

b. Tahun 1914 Bodel Powell mulai menulis petunjuk untuk kursus pembina Pramuka. Rencana ini baru dapat dilaksanakan pada tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F.de Bois Macleren, Boden Powell mendapat sebidang tanah di Chingford, yang digunakan sebagai tempat pendidikan pembina Pramuka. Tempat ini terkenal dengan nama Gillwel Park.

c. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga yang disebut CUB (Anak Serigala) dengan buku The Jungle Book, berisi tentang cerita Mowgli anak didikan rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh induk serigala) karangan Rudy Kipling sebagai cerita pembungkus kegitan CUB tersebut.

d. Tahun 1918 Boden Powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia penegak).

e. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore se-Dunia yang pertama di Arena Olympia, London. Boden Powell telah mengundang pramuka dari 27 negara yang pada saat itu Boden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia.

f. Tahun 1922 Boden Powell menerbitkan buku ‘Rovering to Success’ (Mengembara menuju bahagia), yang berisi petunjuk bagi pramuka penegak dalam menghadapi hidupnya.

g. Pada tahun 1920 dibentuk dewan internasional dengan 9 orang anggota dan biro sekretariatnya berada di London, Inggris.

h. Pada tahun 1958 Biro Kepramukaan se Dunia (putra) dipindahkan dari London ke Ottawa di Kanada.

i. Tanggal 1 Mei 1968 Biro Kepramukaan se Dunia (putra) dipindahkan lagi ke Genewa, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 1965 kepala Biro Kepramukaan se Dunia ini dipegang berturut-turut oleh Hubert Martin (Inggris), Kol J.S. Wilson (Inggris), Mayjen D.C Spry (Canada). Tahun 1965 DC Spray diganti oleh R.T Lund dan sejak 1968 sampai sekarang dipegang oleh DR. Lasza Nagy sebagai sekjen. Biro Kepramukaan sedunia (putra) hanya mempunyai 40 orang tenaga staf yang ada di Genewa dan di 5 kantor kawasan, yaitu di Costa Rica, Mesir, Philipine, Swiss dan Nigeria. Biro Kepramukaan sedunia putri sampai sekarang tetap berada di London dan juga mempunyai kantor di 5 kawasan yaitu Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.


Gerakan kepanduan Indonesia lahir dari janji yang emosional mengenai lahirnya sebuah bangsa saat peristiwa Sumpah Pemuda. Boleh dikata, kegiatan kepanduan saat itu merupakan cermin seperti apa generasi Indonesia di masa mendatang: berdisiplin tinggi dan mandiri.
Wajah-wajah pribumi yang ramah, namun terbersit rasa cemas berkumpul di Gedung oost-Java Bioscoop – di kawasan Menteng saat ini. Wajah, kulit, dan gaya berpakaian mereka mewakili keragaman suku-suku yang ada di Hindia Belanda. Mereka ingin menyatukan hasrat dan cita-cita, mengenai bangsa yang memiliki satu bahasa dan satu tanah air, Indonesia.
Hari itu tanggal 28 Oktober 1928 perwakilan organisasi pemuda Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), dan Pemuda Kaum Betawi mengikrarkan lahirnya bangsa baru.
Sehari sebelum ikrar Sumpah Pemuda dideklarasikan atau Kongres I, pada 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jbngenlingen Bond (sekarang Lapangan Banteng), Soegondo, salah satu tokoh penting dalam Kongres Pemuda I, berharap kongres ini akan memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.
Pada Kongres II yang diselenggarakan keesokan harinya, 28 Oktober 1928. Saat membahas masalah pendidikan, dua orang pemuda Jawa bernama Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, menyerukan agar anak-anak Indonesia nantinya mendapatkan pendidikan kebangsaan, keseimbangan pendidikan di sekolah dan di rumah, serta harus dididik secara demokratis. Di kongres itupula, untuk pertama kalinya Lagu Indonesia Raya diperdengarkan.
Lagu gubahan Wage Rudolf Supratman itu menggetarkan sanubari setiap pemuda, mengenai bangsa yang bebas dari penjajahan. Pemuda-pemuda inilah yang akhirnya menjadi motor perjuangan hingga Indonesia merdeka 17 tahun kemudian.
Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda itu, juga mengamanatkan pentingnya gerakan kepanduan, sebagai bentuk dari pergerakan nasional. Dalam kepanduan, ditempalah sejak dini sikap disiplin dan mandiri, sebagai modal penting dalam perjuangan.
Sejarah lantas seperti melompat kembali ke masa lalu. Tepat 26 Oktober 2010, UU Gerakan Pramuka disahkan dalam Sidang Sidang Paripurna DRP-R1. “Undang-undang tersebut diharapkan menjadi landasan organisai Pramuka dan kegiatan sejenisnya,” kata anggota Komisi X DPR-RI Frakasi PPP Reni Marlinawati.
Menurut Reni, dengan disahkannya UU Pramuka itu masyarakat diharapkan dapat lebih jauh berpartisipasi dalam mengaktualisasi budipekerti bangsa lewat pendidikan kepanduan atau yang lebih dikenal dengan Pramuka. Menurutnya, UU tersebut membuka peluang semua lapisan masyarakat untuk menjadi gugus terdepan bangsa.
Pramuka menjadi jalur bebas hambatan dalam menanam nilai-nilai ketuhanan, spiritual, intelektual, dan mental, “Sejak SD hingga mahasiswi, saya mengikuti Gerakan Pramuka. Akhirnya saya banyak mendapatkan manfaat dari nilai-nilai luhur yang ditanamkan Pramuka. Pramuka akan menghasilkan pemuda yang tangguh,” papar Reni.
Pramuka memang menarik. Dengan kostum yang gagah seperti militer – namun tak mencitrakan Pramuka sebagai milisi – membuat para pemuda tertarik. Pramuka memiliki disiplin tinggi yang diserap dari disiplin militer, namun terkesan santun dan ramah. Membuat setiap orang menganggap mereka yang berada dalam Pramuka memiliki budi pekerti yang luhur.
Tak berlebihan bila pemerintah menjadikan Pramuka sebagai tempat pembentukan karakter generasi masa depan, dengan memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah, sebagai amanat UU Gerakan Pramuka. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan betapa pentingnya gerakan revitalisasi Pramuka, untuk menangkal radikalisme dan kemerosotan moral di kalangan pemuda dan pelajar.
“Perkokoh peran Gerakan Pramuka sebagai bagian sistem pendidikan nasional. Jadikan Gerakan Pramuka pelindung kaum muda dari kekerasan radikalisme teroris dan penyalahgunaan narkoba,” kata Presiden saat membuka Jambore Nasional (Jamnas) Gerakan Pramuka di Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan, pada 2 Juli silam.
Menurut Presiden UU Nomor 12 Tahun 2010 merupakan wujud nyata perhatian negara, pemerintah dan masyarakat atas pentingnya Gerakan Pramuka, untuk membentuk karakter generasi muda sebagai pemimpin di masa mendatang. Pramuka yang dimasukkan ke dalam sistem pendidikan non formal yang melengkapi pendidikan formal, yang ditujukan untuk menempa disiplin karakter dan semangat kebangsaan. 

0 komentar:

Posting Komentar